Sabtu, 03 Januari 2015

Stuck in Reverse

Malam Jakarta,

Apakah kau tak lelah?apakah kau tak bosan?kenapa kau berusaha untuk tegar?apakah kau mencoba kuat untuk menguatkan mereka?.. Mereka para perantau yang mengadu nasib,
Terima kasih

Malam ini, saya hanya merasa bingung tentang apa yang saya rasakan?
Sepertinya sudah lama saya mencoba melupakan dia,
Tapi entah kenapa hari ini saya seperti merindukan dia yang mungkin tak menghiraukan

Merindukan
Merindukan dia dengan kacamata kudanya,
Merindukan dia yang jarang tersenyum,
Merindukan bagaimana jaimnya dia,
Merindukan gayanya yang sok cool,
Merindukan saat-saat mencuri pandangan ke arahnya,
Merindukan memandangnya dari balik gedung perpustakaan,
merindukan memandangnya dari jauh, dan selalu tau kalau itu dia
Merindukan menanti saat-saat berpapasan,
Merindukan dia seperti sesakitan
Saya tak ingin berlanjut seperti ini,
Bisakah rasa ini biasa saja,
Saya hanya tidak mengerti kenapa saya masih seperti menunggu dia,
Menunggu sesuatu yang sebenarnya tak perlu ditunggu,

Ketersesatanku disini, apakah aku mengejarnya?
Bukan, bukan,  aku tak mengejarnya, tapi aku mencoba mengejar mimpiku, karirku, bukan dia
Aku kesini bukan untuk kembali membuka rasa yang perlahan aku simpan
Namun kenapa aku takut jika dia tidak lagi dikota ini?
Seolah hatiku berkata, aku jauh-jauh mengejarmu tapi kenapa kau kembali pergi
Bahkan aku tak pernah mengganggumu
Tapi kenapa kau ingin kembali pergi? sebelum aku menemukanmu..

Wahai zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu, agar aku sellau mampu berfikir sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sabtu, 03 Januari 2015

Stuck in Reverse

Malam Jakarta,

Apakah kau tak lelah?apakah kau tak bosan?kenapa kau berusaha untuk tegar?apakah kau mencoba kuat untuk menguatkan mereka?.. Mereka para perantau yang mengadu nasib,
Terima kasih

Malam ini, saya hanya merasa bingung tentang apa yang saya rasakan?
Sepertinya sudah lama saya mencoba melupakan dia,
Tapi entah kenapa hari ini saya seperti merindukan dia yang mungkin tak menghiraukan

Merindukan
Merindukan dia dengan kacamata kudanya,
Merindukan dia yang jarang tersenyum,
Merindukan bagaimana jaimnya dia,
Merindukan gayanya yang sok cool,
Merindukan saat-saat mencuri pandangan ke arahnya,
Merindukan memandangnya dari balik gedung perpustakaan,
merindukan memandangnya dari jauh, dan selalu tau kalau itu dia
Merindukan menanti saat-saat berpapasan,
Merindukan dia seperti sesakitan
Saya tak ingin berlanjut seperti ini,
Bisakah rasa ini biasa saja,
Saya hanya tidak mengerti kenapa saya masih seperti menunggu dia,
Menunggu sesuatu yang sebenarnya tak perlu ditunggu,

Ketersesatanku disini, apakah aku mengejarnya?
Bukan, bukan,  aku tak mengejarnya, tapi aku mencoba mengejar mimpiku, karirku, bukan dia
Aku kesini bukan untuk kembali membuka rasa yang perlahan aku simpan
Namun kenapa aku takut jika dia tidak lagi dikota ini?
Seolah hatiku berkata, aku jauh-jauh mengejarmu tapi kenapa kau kembali pergi
Bahkan aku tak pernah mengganggumu
Tapi kenapa kau ingin kembali pergi? sebelum aku menemukanmu..

Wahai zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu, agar aku sellau mampu berfikir sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar