Jumat, 29 Januari 2016

Alasan 'The Reason'

Ada sebuah rasa yang tak mampu untuk diucapkan.
Tak tau dimulai dari mana, dan kapan dia mulai tumbuh.
Berlahan tapi pasti dia tumbuh bersemai namun tak tau kapan kan berbunga.

Wanita berjilbab peach itu masih berdiri menunggu Bus Transjakarta yang sedari tadi tak juga lewat. Angannya mulai melayang ke negeri antah berantah. Dia tersenyum simpul, pandangan matanya kosong menerawang jauh. Sesekali memeriksa jam tangannya, lalu kembali jauh tenggelam dalam angannya nan jauh menyelam ke dalam kenangan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berngakat naik motor mengelilingi Kota Surabaya adalah rutinitas yang tak bisa terpisahkan. "Benowo dan Sukolilo" seperti itu jarak antara kita, "jauh" begitulah deskripsi jarak Benowo dan Sukolilo. Tapi dengan niat kuat untuk mencari ilmu demi kehidupan yang lebih baik kelak, semuanya tak ada artinya. Semua akan terbayar lunas dengan nilai kesuksesan dimasa depan!

Dia masih saja tetap tersenyum dikala terik dan kemacetan berbaur menjadi satu. Mungkin hatinya sudah cukup lelah, akan tetapi raut wajahnya selalu berusaha untuk tetap bahagia. Dan satu lagi alasannya untuk tetap bahagia, dia adalah Abimana Raditya.

Abimana Raditya, seorang senior jurnalis kampus dengan perawakannya yang tinggi, kurus tapi manis. Sesosok manusia kampus yang bisa membuat hatinya tak berkutik. Setiap kali memandang wajah teduhnya, dia selalu mencoba mengurai benang kusut yang berisi pertanyaan tentang kenapa dan dimulai dari mana perasaan ini dimulai. 

Berbagai macam argumentasi dalam benaknya, memangkasnya habis? ataukah membiarkannya tumbuh?

Hari demi berhari berlari dengan begitu cepatnya, saling berkejar-kejaran. Masing-masing sibuk dengan tugas kulia, UAS, proposal ujian akhir dan ujian akhir, begitu pula dengan Abimana yang sudah lebih awal sibuk dengan tugas akhirnya.

Iya, dia sudah harus menyelesaikan tugas akhirnya dan seiring berlalunya waktu dia akan segera pergi dari kampus bersejarah ini. Tempat dimana pertama kali mimpi terajut, tempat pertama kali bertemu dengannya, dan tempat dimana bisa berjumpa dengannya.

Hari demi hari berlari semakin cepat, dan hari bahagia yang telah ditunggunya telah tiba. "Graduate Day", seikat bunga sudah digenggam, Sayang sang bunga tak pernah sampai kepada empunya.

Hari tak lagi berlari, kini dia melambat menunggu hari kelulusan. Rasa yang dulu ia pupuk berbalik menjadi racun yang seakan menyesakkan. Walaupun rasa sakit itu menyelinap dalam hati, semangat hidupnya tak pernah pudar sedikitpun hingga hari kelulusannya tiba.

Dia selalu beranggapan, begitulah hidup
Bertahan untuk menjadi tetap ada, atau memilih untuk terleliminasi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini dia meghela nafas panjang dan tersenyum

Prolog
"Alasan, kenapa aku disini masih perlukan aku cari? bukankah kita perlu bahagia untuk melanjutkan hidup. Jikalau kita berjodoh sejauh apapun jarak, Allah akan mempertemukan kita disaat yang tepat"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 29 Januari 2016

Alasan 'The Reason'

Ada sebuah rasa yang tak mampu untuk diucapkan.
Tak tau dimulai dari mana, dan kapan dia mulai tumbuh.
Berlahan tapi pasti dia tumbuh bersemai namun tak tau kapan kan berbunga.

Wanita berjilbab peach itu masih berdiri menunggu Bus Transjakarta yang sedari tadi tak juga lewat. Angannya mulai melayang ke negeri antah berantah. Dia tersenyum simpul, pandangan matanya kosong menerawang jauh. Sesekali memeriksa jam tangannya, lalu kembali jauh tenggelam dalam angannya nan jauh menyelam ke dalam kenangan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berngakat naik motor mengelilingi Kota Surabaya adalah rutinitas yang tak bisa terpisahkan. "Benowo dan Sukolilo" seperti itu jarak antara kita, "jauh" begitulah deskripsi jarak Benowo dan Sukolilo. Tapi dengan niat kuat untuk mencari ilmu demi kehidupan yang lebih baik kelak, semuanya tak ada artinya. Semua akan terbayar lunas dengan nilai kesuksesan dimasa depan!

Dia masih saja tetap tersenyum dikala terik dan kemacetan berbaur menjadi satu. Mungkin hatinya sudah cukup lelah, akan tetapi raut wajahnya selalu berusaha untuk tetap bahagia. Dan satu lagi alasannya untuk tetap bahagia, dia adalah Abimana Raditya.

Abimana Raditya, seorang senior jurnalis kampus dengan perawakannya yang tinggi, kurus tapi manis. Sesosok manusia kampus yang bisa membuat hatinya tak berkutik. Setiap kali memandang wajah teduhnya, dia selalu mencoba mengurai benang kusut yang berisi pertanyaan tentang kenapa dan dimulai dari mana perasaan ini dimulai. 

Berbagai macam argumentasi dalam benaknya, memangkasnya habis? ataukah membiarkannya tumbuh?

Hari demi berhari berlari dengan begitu cepatnya, saling berkejar-kejaran. Masing-masing sibuk dengan tugas kulia, UAS, proposal ujian akhir dan ujian akhir, begitu pula dengan Abimana yang sudah lebih awal sibuk dengan tugas akhirnya.

Iya, dia sudah harus menyelesaikan tugas akhirnya dan seiring berlalunya waktu dia akan segera pergi dari kampus bersejarah ini. Tempat dimana pertama kali mimpi terajut, tempat pertama kali bertemu dengannya, dan tempat dimana bisa berjumpa dengannya.

Hari demi hari berlari semakin cepat, dan hari bahagia yang telah ditunggunya telah tiba. "Graduate Day", seikat bunga sudah digenggam, Sayang sang bunga tak pernah sampai kepada empunya.

Hari tak lagi berlari, kini dia melambat menunggu hari kelulusan. Rasa yang dulu ia pupuk berbalik menjadi racun yang seakan menyesakkan. Walaupun rasa sakit itu menyelinap dalam hati, semangat hidupnya tak pernah pudar sedikitpun hingga hari kelulusannya tiba.

Dia selalu beranggapan, begitulah hidup
Bertahan untuk menjadi tetap ada, atau memilih untuk terleliminasi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini dia meghela nafas panjang dan tersenyum

Prolog
"Alasan, kenapa aku disini masih perlukan aku cari? bukankah kita perlu bahagia untuk melanjutkan hidup. Jikalau kita berjodoh sejauh apapun jarak, Allah akan mempertemukan kita disaat yang tepat"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar