Senin, 24 Juni 2019

Kita pernah bilang
Kita akan menjadi kenangan
Dan benar
Waktu berjalan cepat tanpa memperhatikan siapa yang disekelilingnya
Aiiih... rasanya tidak ingin menua
Tapi bukankah itu menyalahi takdir?

Outbound MABA 2009
















Perpustakaan D4, 2011















 Outbond Telkom 2011

Selasa, 08 Januari 2019

GaPer, Go Go Away

Sekitar sebulan yang lalu
Temen
"Aku akhir-akhir ini suka galau deh"
"Aku akhir-akhir ini suka baper deh"
"Apalagi kalau ada undangan nikahan gitu, terus aku dateng tanpa gandengan.."
"Terus ditambah lagi kalau liat postingan temen lagi main sama anaknya"
"Gimana dong, pokoknya taun ini harus nikah"

Me
"Ya udah nikah aja kalau sudah ada jodoh sih"

Temen
"Tapi aku kok belum siap"
"Bla.. bla bla bla bla.."

Me
"   "
Seketika hening
Dalam hati "Maunya apa sih nih anak"
"Sabar jangan sok kuat, kamupun pernah mengalami itu" sang bijak bicara

When your friend told to you about kegalauannya
Reaksi pertama kamu gimana?
Sambil mengernyitkan dahi dan berkata dalam hati "hmmm"
Dan itu adalah reaksi pertama saya ketika temen saya yang super galau lagi cerita

Dan hari ini, pas lagi otewe kantor tetiba ada temen saya WA

Temen
Sambil casih capture percakapan ibu muda dan kedua anaknya
"Masak aku liat gini aja baper"

Me
Liat capturean itu, sambil berpikir keras sebelah mana letak dimana perintis rasa baper itu
Pengennya bilang "deuh gitu aja"
Tapi tetiba saya ingat
"emang aku nggak pernah galau? nggak pernah baper?"
Jawabannya
"Pernah"


Galau
Dimana menurut KBBI mempuyai arti kacau tidak karuan(pikiran).
Baper
Dimana kependekan dari kebawa perasaan

Sinkronisasi pikiran dan rasa membuat kita terbuai seakan hal tersebut terasa indah tapi menyesakkan.

Menurut pengalaman saya, galau atau baper adalah situasi yang kita ciptakan sendiri dengan menyalahkan suatu kondisi.
Seperti menyalakan api dan sengaja menyiramkan minyak tanah
Terkadang kita sudah tau kalau lagi galau eh tapi muter lagu sedih, baca novel yang endingnya tragis, liat film yang bikin nangis-nangis bombay.
Saya bisa bilang seperti ini karena saya sudah pengalaman (-emoticon ngakak-)

Seharusnya kita lebih banyak ingat dosa kita dari pada memikirkan hal yang membuat kita sedih, kecewa, marah, dkk
Terkadang kita terlalu banyak memikirkan dunia, dan sedikit untuk akhirat

Selalu ingat Allah, perbanyak istighfar, selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
Itu adalah cara paling efektif untuk menetralisir virus galau.
Cari kesibukkan yang bermanfaat
Jangan pernah memupuk rasa galau
Jangan pernah karena galau, iman kita turun







Selasa, 15 Maret 2016

Don't Leave Home

Mom said
"....if you're cold, i'll keep you warm
if you're low, just hold on
cos i will be your safety
oh don't leave home
and i arrived when you were weak..." ~~ Dido - Don't Leave Home

Ibu mana yang rela putrinya pergi jauh, hingga beliau tak lagi bisa melihat wajahnya disetiap hari.
Beliau harus mengikhlaskan putri satu-satunya merantau jauh, untuk membuatnya bahagia
Karena disaat seorang anak bersedih, yang lebih tersiksa adalah seorang ibuk

Lantas kenapa sang putri tega meninggalkannya sendiri, diantara sunyi dan sepi?

Takdir,
Takdir yang membawa sang putri harus berkelana jauh
Bukan karena hanya sekedar mimpi untuk dia sendiri,
Ada yang lebih besar hanya dari sekedar untuk dirinya sendiri

Menangis diantara butiran hujan
Menangis dalam setiap sepi yang ia ciptakan
Itulah yang dia lakukan
Setiap kali rindu rumah

Selalu ada alasan untuk kembali pulang
Tapi sekali lagi
Beribu alasan yang bertolak
Hingga pada akhirnya dia memilih untuk tetap tinggal

Minggu, 07 Februari 2016

#JanganLupaBahagia

Malam Jakarta,
Kota yang tak pernah lelah..
Kota yang tak pernah tidur..
Dan pastinya kota yang tak pernah sepi..

Long holiday, sebagai anak rantau yang nggak bisa seenaknya pulang kampung kapanpun pasti membosankan hanya berkubang di kosan dengan kegiatan yang monoton. Saya kira having long holiday, sudah nyiapin segebok buku bacaan, download film dan siapin kuota buat streaming bakal membuat saya betah didalam kosan. Tetapi nyatanya salah, "I need some fresh air", saya butuh yang namanya melihat keluar jendela.

Saya butuh yang namanya nongki cantik dengan sahabat, saya butuh yang namanya olah raga, saya butuh yang namanya hanya sekedar jalan kaki keluar rumah hanya untuk membeli makanan (kalo yang ini jelas), saya butuh tertawa bareng sahabat, chit and chat dengan mereka, dan yang pasti kita nggak bisa menjadi makluk individualis, kalau kata bos saya " Kamu butuh yang namanya bersosial biar nggak antisosial"

Sebagai seorang yang nyaman dengan sendirinya pun, pada akhirnya saya merasakan you cann't be alone, you need someone besides you, although just friends. Terlalu menyendiri itu tidak baik, tidak baik untuk kesehatan dan psikologismu. 

Mempunyai me time itu bagus, tapi paling enggak harus seimbang antara me time dan bersosialmu. Kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri bukan, itu yang saya ingat tentang pelajaran kewarganegaraan dulu. 

Seperti hari ini, saya hanya menemani sahabat rantau saya nonton sepakbola kesayangan mereka. Awalnya pusing yang saya rasakan, saya pikir mungkin karena nggak enak badan tapi sepertinya saya salah saya memang butuh menghirup udara diluar bukan hanya berkubang di kamar kos.

Saya benar-benar butuh yang namanya bersosial "dalam arti sebenarnya" bukan hanya bersosial dalam dunia maya. Butuh yang namanya ketawa lepas sampe perut kram, walaupun lebih seringnya saya yang kena bullying. Its Ok, membuat orang lain senang kan ibadah, dan saya senang melihat mereka yang disekeliling bahagia. 

Jangan lupa makan sahabat, yang terpenting Jangan Lupa BAHAGIA.
Always keep in touch yaaa..
One day we will miss our togetherness 


Thank You


Jumat, 29 Januari 2016

Alasan 'The Reason'

Ada sebuah rasa yang tak mampu untuk diucapkan.
Tak tau dimulai dari mana, dan kapan dia mulai tumbuh.
Berlahan tapi pasti dia tumbuh bersemai namun tak tau kapan kan berbunga.

Wanita berjilbab peach itu masih berdiri menunggu Bus Transjakarta yang sedari tadi tak juga lewat. Angannya mulai melayang ke negeri antah berantah. Dia tersenyum simpul, pandangan matanya kosong menerawang jauh. Sesekali memeriksa jam tangannya, lalu kembali jauh tenggelam dalam angannya nan jauh menyelam ke dalam kenangan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berngakat naik motor mengelilingi Kota Surabaya adalah rutinitas yang tak bisa terpisahkan. "Benowo dan Sukolilo" seperti itu jarak antara kita, "jauh" begitulah deskripsi jarak Benowo dan Sukolilo. Tapi dengan niat kuat untuk mencari ilmu demi kehidupan yang lebih baik kelak, semuanya tak ada artinya. Semua akan terbayar lunas dengan nilai kesuksesan dimasa depan!

Dia masih saja tetap tersenyum dikala terik dan kemacetan berbaur menjadi satu. Mungkin hatinya sudah cukup lelah, akan tetapi raut wajahnya selalu berusaha untuk tetap bahagia. Dan satu lagi alasannya untuk tetap bahagia, dia adalah Abimana Raditya.

Abimana Raditya, seorang senior jurnalis kampus dengan perawakannya yang tinggi, kurus tapi manis. Sesosok manusia kampus yang bisa membuat hatinya tak berkutik. Setiap kali memandang wajah teduhnya, dia selalu mencoba mengurai benang kusut yang berisi pertanyaan tentang kenapa dan dimulai dari mana perasaan ini dimulai. 

Berbagai macam argumentasi dalam benaknya, memangkasnya habis? ataukah membiarkannya tumbuh?

Hari demi berhari berlari dengan begitu cepatnya, saling berkejar-kejaran. Masing-masing sibuk dengan tugas kulia, UAS, proposal ujian akhir dan ujian akhir, begitu pula dengan Abimana yang sudah lebih awal sibuk dengan tugas akhirnya.

Iya, dia sudah harus menyelesaikan tugas akhirnya dan seiring berlalunya waktu dia akan segera pergi dari kampus bersejarah ini. Tempat dimana pertama kali mimpi terajut, tempat pertama kali bertemu dengannya, dan tempat dimana bisa berjumpa dengannya.

Hari demi hari berlari semakin cepat, dan hari bahagia yang telah ditunggunya telah tiba. "Graduate Day", seikat bunga sudah digenggam, Sayang sang bunga tak pernah sampai kepada empunya.

Hari tak lagi berlari, kini dia melambat menunggu hari kelulusan. Rasa yang dulu ia pupuk berbalik menjadi racun yang seakan menyesakkan. Walaupun rasa sakit itu menyelinap dalam hati, semangat hidupnya tak pernah pudar sedikitpun hingga hari kelulusannya tiba.

Dia selalu beranggapan, begitulah hidup
Bertahan untuk menjadi tetap ada, atau memilih untuk terleliminasi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini dia meghela nafas panjang dan tersenyum

Prolog
"Alasan, kenapa aku disini masih perlukan aku cari? bukankah kita perlu bahagia untuk melanjutkan hidup. Jikalau kita berjodoh sejauh apapun jarak, Allah akan mempertemukan kita disaat yang tepat"


Senin, 24 Juni 2019

Kita pernah bilang
Kita akan menjadi kenangan
Dan benar
Waktu berjalan cepat tanpa memperhatikan siapa yang disekelilingnya
Aiiih... rasanya tidak ingin menua
Tapi bukankah itu menyalahi takdir?

Outbound MABA 2009
















Perpustakaan D4, 2011















 Outbond Telkom 2011

Selasa, 08 Januari 2019

GaPer, Go Go Away

Sekitar sebulan yang lalu
Temen
"Aku akhir-akhir ini suka galau deh"
"Aku akhir-akhir ini suka baper deh"
"Apalagi kalau ada undangan nikahan gitu, terus aku dateng tanpa gandengan.."
"Terus ditambah lagi kalau liat postingan temen lagi main sama anaknya"
"Gimana dong, pokoknya taun ini harus nikah"

Me
"Ya udah nikah aja kalau sudah ada jodoh sih"

Temen
"Tapi aku kok belum siap"
"Bla.. bla bla bla bla.."

Me
"   "
Seketika hening
Dalam hati "Maunya apa sih nih anak"
"Sabar jangan sok kuat, kamupun pernah mengalami itu" sang bijak bicara

When your friend told to you about kegalauannya
Reaksi pertama kamu gimana?
Sambil mengernyitkan dahi dan berkata dalam hati "hmmm"
Dan itu adalah reaksi pertama saya ketika temen saya yang super galau lagi cerita

Dan hari ini, pas lagi otewe kantor tetiba ada temen saya WA

Temen
Sambil casih capture percakapan ibu muda dan kedua anaknya
"Masak aku liat gini aja baper"

Me
Liat capturean itu, sambil berpikir keras sebelah mana letak dimana perintis rasa baper itu
Pengennya bilang "deuh gitu aja"
Tapi tetiba saya ingat
"emang aku nggak pernah galau? nggak pernah baper?"
Jawabannya
"Pernah"


Galau
Dimana menurut KBBI mempuyai arti kacau tidak karuan(pikiran).
Baper
Dimana kependekan dari kebawa perasaan

Sinkronisasi pikiran dan rasa membuat kita terbuai seakan hal tersebut terasa indah tapi menyesakkan.

Menurut pengalaman saya, galau atau baper adalah situasi yang kita ciptakan sendiri dengan menyalahkan suatu kondisi.
Seperti menyalakan api dan sengaja menyiramkan minyak tanah
Terkadang kita sudah tau kalau lagi galau eh tapi muter lagu sedih, baca novel yang endingnya tragis, liat film yang bikin nangis-nangis bombay.
Saya bisa bilang seperti ini karena saya sudah pengalaman (-emoticon ngakak-)

Seharusnya kita lebih banyak ingat dosa kita dari pada memikirkan hal yang membuat kita sedih, kecewa, marah, dkk
Terkadang kita terlalu banyak memikirkan dunia, dan sedikit untuk akhirat

Selalu ingat Allah, perbanyak istighfar, selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
Itu adalah cara paling efektif untuk menetralisir virus galau.
Cari kesibukkan yang bermanfaat
Jangan pernah memupuk rasa galau
Jangan pernah karena galau, iman kita turun







Selasa, 15 Maret 2016

Don't Leave Home

Mom said
"....if you're cold, i'll keep you warm
if you're low, just hold on
cos i will be your safety
oh don't leave home
and i arrived when you were weak..." ~~ Dido - Don't Leave Home

Ibu mana yang rela putrinya pergi jauh, hingga beliau tak lagi bisa melihat wajahnya disetiap hari.
Beliau harus mengikhlaskan putri satu-satunya merantau jauh, untuk membuatnya bahagia
Karena disaat seorang anak bersedih, yang lebih tersiksa adalah seorang ibuk

Lantas kenapa sang putri tega meninggalkannya sendiri, diantara sunyi dan sepi?

Takdir,
Takdir yang membawa sang putri harus berkelana jauh
Bukan karena hanya sekedar mimpi untuk dia sendiri,
Ada yang lebih besar hanya dari sekedar untuk dirinya sendiri

Menangis diantara butiran hujan
Menangis dalam setiap sepi yang ia ciptakan
Itulah yang dia lakukan
Setiap kali rindu rumah

Selalu ada alasan untuk kembali pulang
Tapi sekali lagi
Beribu alasan yang bertolak
Hingga pada akhirnya dia memilih untuk tetap tinggal

Minggu, 07 Februari 2016

#JanganLupaBahagia

Malam Jakarta,
Kota yang tak pernah lelah..
Kota yang tak pernah tidur..
Dan pastinya kota yang tak pernah sepi..

Long holiday, sebagai anak rantau yang nggak bisa seenaknya pulang kampung kapanpun pasti membosankan hanya berkubang di kosan dengan kegiatan yang monoton. Saya kira having long holiday, sudah nyiapin segebok buku bacaan, download film dan siapin kuota buat streaming bakal membuat saya betah didalam kosan. Tetapi nyatanya salah, "I need some fresh air", saya butuh yang namanya melihat keluar jendela.

Saya butuh yang namanya nongki cantik dengan sahabat, saya butuh yang namanya olah raga, saya butuh yang namanya hanya sekedar jalan kaki keluar rumah hanya untuk membeli makanan (kalo yang ini jelas), saya butuh tertawa bareng sahabat, chit and chat dengan mereka, dan yang pasti kita nggak bisa menjadi makluk individualis, kalau kata bos saya " Kamu butuh yang namanya bersosial biar nggak antisosial"

Sebagai seorang yang nyaman dengan sendirinya pun, pada akhirnya saya merasakan you cann't be alone, you need someone besides you, although just friends. Terlalu menyendiri itu tidak baik, tidak baik untuk kesehatan dan psikologismu. 

Mempunyai me time itu bagus, tapi paling enggak harus seimbang antara me time dan bersosialmu. Kita sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri bukan, itu yang saya ingat tentang pelajaran kewarganegaraan dulu. 

Seperti hari ini, saya hanya menemani sahabat rantau saya nonton sepakbola kesayangan mereka. Awalnya pusing yang saya rasakan, saya pikir mungkin karena nggak enak badan tapi sepertinya saya salah saya memang butuh menghirup udara diluar bukan hanya berkubang di kamar kos.

Saya benar-benar butuh yang namanya bersosial "dalam arti sebenarnya" bukan hanya bersosial dalam dunia maya. Butuh yang namanya ketawa lepas sampe perut kram, walaupun lebih seringnya saya yang kena bullying. Its Ok, membuat orang lain senang kan ibadah, dan saya senang melihat mereka yang disekeliling bahagia. 

Jangan lupa makan sahabat, yang terpenting Jangan Lupa BAHAGIA.
Always keep in touch yaaa..
One day we will miss our togetherness 


Thank You


Jumat, 29 Januari 2016

Alasan 'The Reason'

Ada sebuah rasa yang tak mampu untuk diucapkan.
Tak tau dimulai dari mana, dan kapan dia mulai tumbuh.
Berlahan tapi pasti dia tumbuh bersemai namun tak tau kapan kan berbunga.

Wanita berjilbab peach itu masih berdiri menunggu Bus Transjakarta yang sedari tadi tak juga lewat. Angannya mulai melayang ke negeri antah berantah. Dia tersenyum simpul, pandangan matanya kosong menerawang jauh. Sesekali memeriksa jam tangannya, lalu kembali jauh tenggelam dalam angannya nan jauh menyelam ke dalam kenangan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berngakat naik motor mengelilingi Kota Surabaya adalah rutinitas yang tak bisa terpisahkan. "Benowo dan Sukolilo" seperti itu jarak antara kita, "jauh" begitulah deskripsi jarak Benowo dan Sukolilo. Tapi dengan niat kuat untuk mencari ilmu demi kehidupan yang lebih baik kelak, semuanya tak ada artinya. Semua akan terbayar lunas dengan nilai kesuksesan dimasa depan!

Dia masih saja tetap tersenyum dikala terik dan kemacetan berbaur menjadi satu. Mungkin hatinya sudah cukup lelah, akan tetapi raut wajahnya selalu berusaha untuk tetap bahagia. Dan satu lagi alasannya untuk tetap bahagia, dia adalah Abimana Raditya.

Abimana Raditya, seorang senior jurnalis kampus dengan perawakannya yang tinggi, kurus tapi manis. Sesosok manusia kampus yang bisa membuat hatinya tak berkutik. Setiap kali memandang wajah teduhnya, dia selalu mencoba mengurai benang kusut yang berisi pertanyaan tentang kenapa dan dimulai dari mana perasaan ini dimulai. 

Berbagai macam argumentasi dalam benaknya, memangkasnya habis? ataukah membiarkannya tumbuh?

Hari demi berhari berlari dengan begitu cepatnya, saling berkejar-kejaran. Masing-masing sibuk dengan tugas kulia, UAS, proposal ujian akhir dan ujian akhir, begitu pula dengan Abimana yang sudah lebih awal sibuk dengan tugas akhirnya.

Iya, dia sudah harus menyelesaikan tugas akhirnya dan seiring berlalunya waktu dia akan segera pergi dari kampus bersejarah ini. Tempat dimana pertama kali mimpi terajut, tempat pertama kali bertemu dengannya, dan tempat dimana bisa berjumpa dengannya.

Hari demi hari berlari semakin cepat, dan hari bahagia yang telah ditunggunya telah tiba. "Graduate Day", seikat bunga sudah digenggam, Sayang sang bunga tak pernah sampai kepada empunya.

Hari tak lagi berlari, kini dia melambat menunggu hari kelulusan. Rasa yang dulu ia pupuk berbalik menjadi racun yang seakan menyesakkan. Walaupun rasa sakit itu menyelinap dalam hati, semangat hidupnya tak pernah pudar sedikitpun hingga hari kelulusannya tiba.

Dia selalu beranggapan, begitulah hidup
Bertahan untuk menjadi tetap ada, atau memilih untuk terleliminasi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini dia meghela nafas panjang dan tersenyum

Prolog
"Alasan, kenapa aku disini masih perlukan aku cari? bukankah kita perlu bahagia untuk melanjutkan hidup. Jikalau kita berjodoh sejauh apapun jarak, Allah akan mempertemukan kita disaat yang tepat"